Biografi
- 05 Oktober 2024
- Pages
- 1481 views
Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi (lahir di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara 1917 - meninggal di Arco, Depok, Jawa Barat 2001, pada usia 84 tahun) adalah seorang ulama tasawuf atau tokoh sufi kharismatik dari Indonesia. Ia adalah mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, salah satu tarekat terbesar di Indonesia, di mana tarekat yang dipimpinnya berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat dzikir/surau/alkah telah didirikan, dan setiap tahunnya diselenggarakan kegiatan suluk (i'tikaf, ibadah dan dzikir intensif selama 10 hari) hingga 10 kali di berbagai tempat, di Indonesia dan Malaysia.[1]
Syekh Kadirun Yahya adalah salah satu ulama tarekat yang dinilai berhasil memadukan antara ilmu dzikir serta ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[2] Ia banyak membuat tulisan-tulisan ilmiah, serta menjadi pemakalah dan pembicara dalam berbagai forum ilmiah, untuk menyampaikan gagasan dan pemikirannya mendeskripsikan tarekat dalam bahasan sains, yang disebutnya sebagai "Teknologi Metafisika Al-Qur'an". Pemikiran, sosok kepribadian, dan pola dakwah Syekh Kadirun Yahya yang unik dan berbeda dengan ulama-ulama pada umumnya ini, juga telah banyak diteliti dan ditulis para akademisi, peneliti, dan penulis, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Syekh Kadirun Yahya juga memiliki perhatian khusus terhadap dunia pendidikan. Ia mendirikan lembaga pendidikan dari Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA, SMK, sampai dengan Perguruan Tinggi di Medan.[3] Pada tahun 1956, ia mendirikan Akademi Metafisika, yang pada tahun 1961 berubah nama menjadi Universitas Pembangunan Panca Budi. Di perguruan tinggi ini Syekh Kadirun Yahya telah mengembangkan Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika, untuk merumuskan ilmu kerohanian (agama) dan sains dalam kerangka berpikir ilmu pengetahuan.